Hidup Adalah Anugerah (yang "Dipinjamkan")
Semuanya setuju, bukan, dengan pernyataan di atas?
Karena hidup ini merupakan "pinjaman" dari Tuhan, artinya, kita harus menjaga hidup kita dengan baik. Coba kita bayangkan, jika kita meminjamkan sesuatu kepada orang lain, lalu barang pinjaman itu rusak (baik sengata atau gak sengaja), perasaan kita akan seperti apa? Remuk? Marah? Kesal? Kecewa bukan main?
Karena hidup ini merupakan "pinjaman" dari Tuhan, artinya, kita harus menjaga hidup kita dengan baik. Coba kita bayangkan, jika kita meminjamkan sesuatu kepada orang lain, lalu barang pinjaman itu rusak (baik sengata atau gak sengaja), perasaan kita akan seperti apa? Remuk? Marah? Kesal? Kecewa bukan main?
Nah, karena hidup merupakan "pinjaman", sudah seharusnya kita menjaga kehidupan kita dengan baik. Selain itu, kita juga harus mengetahui tujuan hidup kita. Setelah itu, kita harus menjalani hidup dengan mewujudkan tujuan hidup kita tersebut. Dengan begitu, hidup kita akan lebih bermakna. Inilah yang kita sebut menghidupi hidup. Bagian ini memang terdengar klasik, tetapi justru bagian inilah yang sering kita lupakan.
Karena itulah, teman-teman, sangat penting bagi kita untuk memahami tujuan hidup kita masing-masing. Tujuan hidup tiap orang memang berbeda-beda, tetapi bagi kita, orang-orang percaya, pelayanan harus menjadi tujuan hidup. Mengapa begitu? Karena pelayanan adalah cara terbaik bagi kita untuk mensyukuri setiap berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ini cara kita menyatakan kasih kita kepada sesama kita. Tuhan tidak menyuruh kita menikmati berkat Tuhan sendiri-sendiri, kan? Ia mau berkat itu diberikan kepada orang lain, agar semakin banyak orang yang merasakan berkat dari Tuhan.
Karena itulah, teman-teman, sangat penting bagi kita untuk memahami tujuan hidup kita masing-masing. Tujuan hidup tiap orang memang berbeda-beda, tetapi bagi kita, orang-orang percaya, pelayanan harus menjadi tujuan hidup. Mengapa begitu? Karena pelayanan adalah cara terbaik bagi kita untuk mensyukuri setiap berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ini cara kita menyatakan kasih kita kepada sesama kita. Tuhan tidak menyuruh kita menikmati berkat Tuhan sendiri-sendiri, kan? Ia mau berkat itu diberikan kepada orang lain, agar semakin banyak orang yang merasakan berkat dari Tuhan.
Pelayanan itu gak harus selalu dimulai dari hal yang besar. Kita bisa memulai dengan hal yang kecil, misalnya menolong orang-orang di sekitar kita. Ketika pertolongan itu membuat mereka tersenyum, bukankah kita akan ikut tersenyum pula? Kebahagiaan itu menular, bukan?
Mendoakan orang lain juga merupakan pelayanan. Kita bisa memulainya dengan mendoakan mereka yang ada di sekitar kita, mereka yang begitu mencintai dan kita cintai (jangan cuma mendoakan diri sendiri). Mereka tak usah tahu, karena mendoakan orang lain secara diam-diam itu jauh lebih menyenangkan dan menenangkan, soalnya kita gak harus takut disebut "ah, kamu mau cari perhatian doang, kan, mendoakan dia," hehehe.
(Admin blog ini emang lebih suka menjadi secret admirer, maka itu, Admin selalu mendoakan orang lain secara diam-diam, lagipula, Tuhan tak menyuruh kita memamerkan ibadah kita kepada orang lain, lho!)
Kesimpulannya, hidup ini merupakan anugerah yang bersifat "pinjaman", maka itu, kita harus menghidupinya. Cara menghidupinya adalah menemukan dan menjalani tujuan hidup. Tujuan hidup orang percaya adalah pelayanan, karena dengan cara inilah, kita dapat membagikan anugerah yang kita terima untuk dinikmati orang lain. Pelayanan tak harus selalu berskala besar, kita dapat memulainya dengan cara sederhana, seperti mendoakan dan memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan demikian, hidup ini akan terasa lebih berarti.
(Admin blog ini emang lebih suka menjadi secret admirer, maka itu, Admin selalu mendoakan orang lain secara diam-diam, lagipula, Tuhan tak menyuruh kita memamerkan ibadah kita kepada orang lain, lho!)
Kesimpulannya, hidup ini merupakan anugerah yang bersifat "pinjaman", maka itu, kita harus menghidupinya. Cara menghidupinya adalah menemukan dan menjalani tujuan hidup. Tujuan hidup orang percaya adalah pelayanan, karena dengan cara inilah, kita dapat membagikan anugerah yang kita terima untuk dinikmati orang lain. Pelayanan tak harus selalu berskala besar, kita dapat memulainya dengan cara sederhana, seperti mendoakan dan memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan demikian, hidup ini akan terasa lebih berarti.