Birthday Celebration. Source: Rafael Castillo on Flickr
Dear teman-teman yang sering mengeluh karena ulang tahunmu jarang dirayakan, tahukah kamu, di luar sana ada orang yang bahkan tidak pernah mengingat tanggal ulang tahunnya karena memang tidak sanggup merayakannya?
Baru-baru ini, aku berkesempatan menjadi pengawas try out kelas 6 di MI Lebak Pasauran. di Desa Pasirsedang, Pandeglang, Banten. Kebetulan, pengawasan ini merupakan bagian dari program Bakti Sosial dari fakultasku. Awalnya, aku tidak terpikir mengikuti program tersebut karena aku berada di Divisi Sponsor. Akan tetapi, temanku yang berasal dari Divisi Pendidikan meminta tolong, jadi, aku menyanggupi permintaannyan. Walaupun demikian, aku percaya, semua ini merupakan kehendak Tuhan.
Baru-baru ini, aku berkesempatan menjadi pengawas try out kelas 6 di MI Lebak Pasauran. di Desa Pasirsedang, Pandeglang, Banten. Kebetulan, pengawasan ini merupakan bagian dari program Bakti Sosial dari fakultasku. Awalnya, aku tidak terpikir mengikuti program tersebut karena aku berada di Divisi Sponsor. Akan tetapi, temanku yang berasal dari Divisi Pendidikan meminta tolong, jadi, aku menyanggupi permintaannyan. Walaupun demikian, aku percaya, semua ini merupakan kehendak Tuhan.
Seorang siswi kelas 6 mengikuti Try Out UN di MI Lebak Pasauran, Desa Pasirsedang, Pandeglang, Banten. Sumber: @tyanapit on Instagram
Tentu kita masih ingat, ketika mengisi LJK, kita harus mengisi identitas kita, seperti: nama, nomor, peserta, asal sekolah, dan tanggal lahir. Justru bagian inilah yang paling lancar kita isi. Tetapi teman-teman kita di MI Lebak Pasauran ini justru kesulitan mengisi tanggal, bulan, dan tahun lahir mereka sendiri..
Saat temanku melihat salah satu LJK sang peserta try out, ia bertanya, "kamu belum isi tanggal lahir, kenapa?"
"Tapi, Kak, saya tidak ingat tanggal lahir saya," jawab sang peserta.
"Ah, yang benar aja? Memangnya ... kalau lagi ulang tahun, kamu nggak pernah dapat kado?" Tanya temanku.
Sang peserta tidak menjawab sama sekali.
Aku kemudian berbisik kepada temanku, "kita lagi di kampung, lo."
"Di kelas ini, ada juga, nggak, yang tidak ingat tanggal lahir?" Tanya temanku yang menjadi koordinator pengawas try out.
"Kak saya cuma ingat kalau saya lahir tahun 2004." Jawab salah seorang peserta.
Peserta yang lain kemudian berkata, "Kak, saya cuma ingat bulan lahir saya."
Kemudian, kami mengecek satu persatu LJK mereka. Mayoritas dari mereka mengosongkan tanggal lahir mereka karena memang tidak tahu sama sekali. Hanya tiga peserta yang mengetahui tanggal, bulah, dan tahun lahir mereka, dan meereka perempuan.
Jadi, temanku yang menjadi koordinator pengawas try out berkata, "teman-teman ... nanti, kalau sudah tiba dirumah, tolong tanyakan bapak dan ibu, tanyakan tanggal, bulan , dan tahun lahir kalian, ya.! Karena kalian wajib mengisi tanggal, bulan, dan tahun kalian di LJK saat UN nanti."
"Tapi, Kak, saya tidak ingat tanggal lahir saya," jawab sang peserta.
"Ah, yang benar aja? Memangnya ... kalau lagi ulang tahun, kamu nggak pernah dapat kado?" Tanya temanku.
Sang peserta tidak menjawab sama sekali.
Aku kemudian berbisik kepada temanku, "kita lagi di kampung, lo."
"Di kelas ini, ada juga, nggak, yang tidak ingat tanggal lahir?" Tanya temanku yang menjadi koordinator pengawas try out.
"Kak saya cuma ingat kalau saya lahir tahun 2004." Jawab salah seorang peserta.
Peserta yang lain kemudian berkata, "Kak, saya cuma ingat bulan lahir saya."
Kemudian, kami mengecek satu persatu LJK mereka. Mayoritas dari mereka mengosongkan tanggal lahir mereka karena memang tidak tahu sama sekali. Hanya tiga peserta yang mengetahui tanggal, bulah, dan tahun lahir mereka, dan meereka perempuan.
Jadi, temanku yang menjadi koordinator pengawas try out berkata, "teman-teman ... nanti, kalau sudah tiba dirumah, tolong tanyakan bapak dan ibu, tanyakan tanggal, bulan , dan tahun lahir kalian, ya.! Karena kalian wajib mengisi tanggal, bulan, dan tahun kalian di LJK saat UN nanti."
Peristiwa tersebut membuat kami tersadar dalam sebuah realita yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tidak semua orang merayakan ualng tahunnya, bahkan, mengingatnya juga belum tentu. Bagi mereka, lebih penting memikirkan cara bertahan hidup di tengah himpitan kesulitan finansial dan fasilitas.
Jadi, masihkah kamu mengeluh karena ulang tahunmu tidak dirayakan dengna mewah?
Atau yang lebih ekstrem dari itu, masihkah kamu mengeluhkan hidupmu yang kamu rasa tidak baik, tetapi ternyata justru lebih baik dibandingkan teman-teman kita yang nun jauh di pelosok sana?
Atau yang lebih ekstrem dari itu, masihkah kamu mengeluhkan hidupmu yang kamu rasa tidak baik, tetapi ternyata justru lebih baik dibandingkan teman-teman kita yang nun jauh di pelosok sana?